Tips membangun Pondasi (bagian 2)
Proses pembangunan rumah dimulai dari pengerjaan pondasi agar bangunan rumah kokoh dan kuat. Proses pengerjaan pondasi bagian 2 terdiri dari pengerjaan pembesian dan pengecoran sloof, serta pengerjaan dimensi sloof. Setiap proses memiliki standar pengerjaan agar pondasi mampu berdiri kokoh dan kuat. Anda dapat menggunakan berbagai standar tergantung kondisi dan lokasi lahan yang akan Anda bangun.
Berikut adalah tips membangun pondasi bagian 2 menurut standar PT Citra Amanah Property mulai dari pengerjaan pembesian dan pengecoran sloof serta pengerjaan dimensi sloof yang dapat Anda gunakan sebagai acuan dalam membangun pondasi rumah Anda,
1. Pekerjaan Pembesian dan Pengecoran Sloof
Adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas pondasi. Kesimpulannya, Sloof berfungsi mendistribusikan beban dari atas (dinding dan kolom) untuk disalurkan ke pondasi.
- Jumlah tulangan, jarak sengkang, posisi sparing, dan peil sloof sesuai dengan gambar rencana kerja
- Kesikuan dan jarak as sesuai gambar kerja dan harus siku
- Pemasangan besi overlap untuk sloof panjang minimal 25 cm dan untuk kolom panjang minimal 50 cm
- Pemasangan besi stek untuk sloof panjang minimal 50 cm dan untuk kolom panjang minimal 30 cm
- Mutu/komposisi adukan untuk pengecoran sloof, yaitu 1:3:3 (semen : pasir : coral)
- Bentuk begel dengan model kotak dan sambungan antar besi harus saling mengait dan ditekuk
2. Pekerjaan Dimensi Sloof
Pembuatan sloof sesuai dengan dimensi dan spesifikasi yang dibutuhkan
- Spesifikasi dimensi sloof sesuai dengan kebutuhan
- Kesikuan dan jarak as sesuai gambar kerja dan harus siku
- Mutu beton dilakukan uji kuat tekan dengan Hammer Test
- Pemakaian besi begel dengan ketentuan, begel ukuran besar diperuntukkan pada pondasi utama/yang menopang bangunan rumah saja. Untuk taman, pagar, dan carport besi sloof memakai besi sesuai spesifikasi ring